🎇 The Power Of Mindset Artinya
ThePower of Kepepet, Kunci Bangkit di Masa Pandemi. 'The power of kepepet' seharusnya bisa menjadi slogan di masa-masa sulit saat ini. Dengan segala keterbatasan dan permasalahan yang ada, harus bisa dijadikan semangat untuk kembali bangkit dari keterpurukan. Motivator sekaligus Co-Founder dari sejumlah perusahaan yang berada di bawah naungan
7HABITS of Eddective People. 1) Be Proactive. 2) Begin with The End in Mind. 3) Put First Things First. 4) Think Win-win. 5) Synergize. 6) Execution Habits. 7) Sharpening the Saw. Lakukan 7 Habits tersebut secara konsisten, sehingga Anda bisa menjadi pribadi yang CETAR MEMBAHANA.
Orangorang yang memiliki mindset berkembang percaya bahwa dengan berusaha menggunakan segala keterampilan mereka, kemampuan mereka juga akan ikut berkembang. Mereka berpikir bahwa dengan belajar dan berlatih, keterampilan mereka dapat meningkat seiring berjalannya waktu.
MediaEdukasi dan Praktek Kewirausahaan (Blog 463) Laman. Beranda; Proyek 1.0; Proyek 2.0; Proyek 3.0; Pebisnis; Top Startup
Yangkalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya yaitu, Ingat. Keep in mind ini juga bisa berarti, "camkan, ingat-ingat, renungkan" tergantung kepada konteks kalimatnya. Di situ diberikan contoh kalimatnya yaitu, Keep your constituency in mind when you speak. Yang kalau saya terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya yaitu,
THEPOWER OF MINDSET Senin,08 Maret 2021. BACAAN ALKITAB HARI INI Filipi 4:6-8. BACAAN NDC BIBLE STUDY Nahum 3. AYAT HAFALAN Ingat, hal ini harus menjadi mindset (pola pikir) yang artinya tidak hanya muncul saat keadaan sesuai harapan saja, justru mindset yang positif akan bekerja lebih efektif ketika keadaan tak sesuai harapan, sebab "Jika
THEPOWER OF MINDSET book. Read reviews from world's largest community for readers. Do you want to succeed and live a peaceful life? Do you want to subdu
Ialways keep an open mind. Yang kalau diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia artinya yaitu, Saya selalu mempunyai pikiran yang terbuka kok. Maksudnya adalah si bapaknya itu bisa menerima apa yang sedang dikerjakan oleh anaknya dan tidak berpikiran yang negatif mengenai apa yang sedang dikerjakan oleh anaknya tersebut.
THE POWER of MINDSET* ===== Seorang murid bertanya pada gurunya; "Guru kenapa ya hidup ini selalu banyak masalah?" Guru: Bukan hidup
MQLRMb. Bagaimana kita melihat sesuatu, itu bergantung kepada perintah pikiran, Misalnya saja, apakah kita melihat tugas sebagai beban atau tantangan. Bagaimana kita melihat sebuah peristiwa, menimbang pekerjaan, menyikapi persoalan, itu berpulang kepada bagaimana kita berpikir atau mindset. Mindset merupakan lensa terdalam yang kita gunakan dalam melihat dunia apakah kita melihat dunia secara positif ataukah sebaliknya; apakah kita memandang keberhasilan orang lain sebagai inspirasi atau melihatnya dengan rasa iri dan curiga. “Kebahagiaan Anda berhubungan dengan mindset Anda, bukan dengan lingkungan di luar diri Anda,” kata Steve Maraboli dalam Life, the Truth, and Being Free. Banyak buku ditulis mengenai mindset dan cara berpikir, berikut ini beberapa di antaranya yang menarik, penting, relevan, dan membantu kita dalam membenahi mindset dan menerapkannya dalam hidup sehari-hari. Iklan Mindset, Carol Dweck Sejak ditemukan’ oleh psikolog Carol Dweck, gagasan mindset menjadi isu sentral yang kerap dibicarakan bila orang membahas prestasi dan keberhasilan. Carol memilah mindset ke dalam dua kategori fixed mindset dan growth mindset. Mindset pertama cenderung memandang kapasitas, kecerdasan, bahkan perilaku orang bersifat tetap fixed. Sedangkan growth mindset beranggapan bahwa orang bisa berubah, bertambah cerdas, dan bertambah baik perilakunya. Gagasan mindset Dweck bermanfaat bukan hanya bagi individu, tetapi juga untuk kebutuhan dunia bisnis, pendidikan, hingga olahraga. Buku langka dari jenisnya ini membantu kita untuk berubah secara positif dalam hidup dan karier. Orang-orang yang memiliki pola pikir positif growth mindset akan berusaha mengembangkan dirinya, memperbaiki perilaku dan kebiasaannya, meningkatkan ketrampilan dan kecerdasannya baik intelektual maupun non-intelektual. Dweck menunjukkan bahwa kita mampu mengubah mindset pada tahap kehidupan yang manapun, asalkan ada motivasi untuk berubah. Tidak ada kata terlambat untuk berubah menjadi lebih baik dalam banyak aspek kehidupan kita. Put Your Mindset at Work, James Reed dan Paul G. Stoltz Pentingnya mindset digambarkan oleh James Reed dan Paul G. Stoltz seperti ini “Pola pikir itu bukan sekedar mengalahkan keahlian, tapi mengalahkan dengan kekuatan bak tanah longsor.” Maksud mereka, mindset jauh lebih penting dan mendasar dibanding keahlian—begitu mindset berubah, banyak hal akan berubah. Dua psikolog tersebut menyusun 20 kualitas pola pikir terpenting yang menjadi pilihan para manajer. Enam kualitas teratas ialah bersikap jujur dan dapat dipercaya masing-masing 100%, berkomitmen dan mampu beradaptasi 99,77%, serta bertanggung jawab dan fleksibel 98,60%. Reed dan Stoltz menyebutkan, pola pikir Global, Good, Grit 3G merupakan saripati seluruh kualitas mindset yang dikehendaki oleh pemberi kerja. Global terkait keterbukaan dalam menerima pengalaman dan ide baru, serta kemampuan membuat koneksi dan menciptakan kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada. Good berkenaan dengan bagaimana kita melihat dan memperlakukan dunia dengan cara yang menguntungkan orang-orang di sekeliling kita. Grit berarti keteguhan dalam mengupayakan sesuatu. Karya Reed dan Stoltz ini relatif lebih praktis dan bermanfaat untuk diterapkan di dunia kerja. Berpikir Besar, Bertindak Kecil, Jason Jennings Buku ini dirancang oleh Jennings terutama untuk para pebisnis. Resep berpikir besar, bertindak kecil’ menjadi daya dorong pertumbuhan bisnis secara konsisten dan menguntungkan. Jennings menemukan resep itu dari studinya atas perusahaan-perusahaan yang berhasil mencetak pertumbuhan 10% setiap tahun secara terus-menerus. Jennings memadukan dua unsur penting, yakni berpikir dan bertindak, yang satu besar dan yang satu lagi kecil. Jadi terkesan kontradiktif. Namun Jennings menunjukkan bagaimana dua hal yang terkesan berlawanan itu menimbulkan dampak perubahan yang besar, dalam konteks berpikir besar dan bertindak kecil. Ia membagi perpaduan pikiran dan tindakan ke dalam empat kategori. Pertama, berpikir kecil, bertindak kecil. Perusahaan seperti ini memiliki ambisi tunggal mencukupkan nafkah bagi pemiliknya. Mereka pelit untuk berinvestasi. Kedua, berpikir kecil, bertindak besar. Karena jarang punya gagasan orisinal, perusahaan jenis ini berpuas diri dengan melebih-lebihkan prestasi masa lampau. Mereka bertindak seolah-olah perusahaan besar. Ketiga, berpikir besar, bertindak besar. Dipersenjatai dengan gagasan besar yang lezat, mereka mulai dengan rekam jejak yang menjanjikan kantor mewah, gaji besar, dsb. Kemudian, terjadi sesuatu yang mengirim mereka ke sisi gelap. Keempat, berpikir besar, bertindak kecil. Pemikiran besar mereka didasarkan pada ide-ide besar yang otentik, murni untuk memecahkan masalah pelanggan, membuat sesuatu jadi lebih baik, atau menciptakan nilai. Termasuk di dalam kategori terakhir inilah, menurut Jennings, orang-orang dan perusahaan-perusahaan yang berbuat benar. Keberhasilan mereka dihubungkan oleh garis merah yang sama berpikir besar, bertindak kecil. Buku ini inspiratif, bukan hanya bagi perusahaan, tapi juga bagi individu manusia. Kekuatan Berpikir Negatif, Bob Knight Knight memulai bukunya dengan pengantar yang menggugat kesadaran kita akan optimisme, yang menurutnya, agak berlebihan. “Pemikir positif pada umumnya merasa bahwa jalannya akan benar dan tidak bakal salah apabila ia meyakininya,” tulis Knight. “Pemikir negatif tidak meyakininya.” Knight banyak memberi contoh dari pengalamannya sebagai pelatih tim bola basket. Dengan berpikir negatif, ia bersikap waspada dalam menyongsong setiap pertandingan. Salah satu nasihatnya kepada para pemain ialah mengabaikan atau gagal melihat potensi kesalahan akan mendatangkan kegagalan. Sudut pandang negatif ini sebenarnya sudah diajarkan di masa Yunani kuno. Menurut sebagian filsuf masa itu, kadang-kadang cara terbaik untuk menghadapi masa depan yang tidak pasti ialah fokus bukan pada skenario terbaik, tetapi pada skenario terburuk. Dengan mengambil kearifan dari kepelatihannya, Knight memiliki dua kata favorit dalam Bahasa Inggris yang berulang kali ia ucapkan, yakni No’ dan Don’t’. “Kata no dan don’t merupakan bagian penting dari kekuatan berpikir negatif,” tulisnya. Frasanya memang negatif, kata Knight, tapi bila dipakai dengan tepat kata-kata itu bisa mendatangkan hasil yang sangat positif. Dalam hemat saya, Knight telah menawarkan cara berpikir yang berbeda untuk sampai pada tujuan yang sama kesuksesan. Blink, The Power of Thinking without Thinking, Malcolm Gladwell Keunikan cara pandang Malcolm Gladwell bukan hanya berhenti pada The Tipping Point 2000. Dalam buku pertamanya ini, Gladwll menjelaskan bahwa tindakan-tindakan kecil dapat meletupkan epidemi sosial’—istilah yang ia beri konotasi positif. Dalam Blink, yang terbit lima tahun kemudian, Gladwell menawarkan kehebatan intuitive thinking. Sebenarnya, menurut Gladwell, intuitive thinking bukan pikiran yang datang entah dari mana, melainkan pikiran yang muncul dari alam-bawah-sadar lantaran pengalaman yang tertimbun dalam otak. Kita memberi perhatian terlampau banyak pada tema-tema besar’ dan terlalu sedikit pada momen-momen selintas’ dan melupakan sama sekali kekuatan intuisi. Meski sukses, karya Gladwell ini tidak luput dari kritik. Blink dituding mendorong orang untuk malas berpikir. Kendati begitu, Blink telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 25 bahasa. “Dengan Blink, saya ingin agar orang-orang memanfaatkan kekuatan besar intuisi mereka dengan serius,” kata penulis ini. Dan saya kira, Gladwell menawarkan sudut pandang berbeda yang layak dipertimbangkan. Itulah setidaknya lima judul buku yang menantang cara berpikir Anda. Saatnya untuk percaya bahwa faktor utama yang memengaruhi capaian seseorang bukanlah kemampuan yang sudah ia punyai, melainkan kemampuan-kemampuan baru yang terus tumbuh dan mengarah kepada suatu tujuan. Dan itu berpulang kepada cara berpikir. *** Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.
English Thesaurus1. a habitual or characteristic mental attitude that determines how you will interpret and respond to situations mental attitude, definitiona complex mental state involving beliefs and feelings and values and dispositions to act in certain ways derivationmental, definitioninvolving the mind or an intellectual process derivationmental, definitionof or relating to the mind derivationmental, definitioninvolving the mind or an intellectual process derivationmental, definitionof or relating to the mind Visual ArtiKataExplore mindset in > Situs lain yang mungkin anda suka • Kamus Bahasa Indonesia • Rima Kata
Man’s Search For Meaning, by Viktor Frankl, is a book that’s always struck me like a punch to the gut because the story is so dark yet so real and so recent in terms of the timeline of human history. In reading it again more recently, it lit up like a signal fire of meaning and context for life as I reflect on my own journey leading a creative company. Austrian neurologist and psychotherapist Viktor Frankl viewed life through a different lens than most. On September 25th, 1942, Frankl and his family were taken prisoner by Nazi Germany and spent more than three years in concentration camps, including Auschwitz. During this time, Frankl examined how he and other prisoners faced endless life-defining challenges every day, often every hour. It’s hard to imagine a more stressful, heart-wrenching daily experience. Despite these conditions, Frankl was relentless in his quest to determine why some survived and some didn’t - why some persevered and some gave up hope. With curiosity, he explored why humans behave differently when up against challenges, or in this case, the most horrific conditions imaginable. Somehow, Frankl was able to zoom out and reframe everything around one singular, critical question facing every human What is the meaning of life itself? As Frankl frames the concept, life is a constant and continual prompt, through which having meaning is the most vital component. And if we choose to pay attention, we will find life is constantly knocking at our door, presenting choices, offering possibilities, seeking some kind of choice or decision. In nearly every moment of every day, life stands before us, seeking a response. If only we’re awake enough to see it. More importantly, Frankl found that some responses actually produce better outcomes. He discovered that when one’s response is grounded in purpose and meaning - with a positive, optimistic mindset - it nearly always increases the odds for better results. He found this was the defining difference between those most likely to survive the death camps and those less likely to persevere. Frankl wrote, "Everything can be taken from a man but one thing the last of the human freedoms - to choose one’s attitude in any given set of circumstances, to choose one’s own way." Let that sink in for a moment A positive mindset can literally open up better possibilities and increase the odds of better results. This is Frankl’s case for defaulting to optimism. It’s about responding to whatever life may bring you with positivity. We’re talking about choosing your mindset, despite life’s circumstances. It’s the glass-half-full approach. Looking at the bright side. Seeing the best in people. Fighting away dark thoughts. Resisting negative self-talk. Not participating in gossiping and complaining. Always bringing your best self to any situation. Frankl also wrote, "Between stimulus and response there is a space. In that space is our power to choose our response. In our response lies our growth and our freedom. In our response lies the opportunity for something better." Make no mistake In everything, we have a choice. Every human being possesses the power to choose how they'll respond to life. But isn’t it curious how frequently we don’t? As humans today, it seems far too often we're going through life unconsciously - cruising along on autopilot, unable to recognize the choice and power we possess. Even if we're awake enough to recognize our choices, we’re often blocked or frozen by dark forces like negative self-talk, worst-case-scenario thinking, complaining, succumbing to a victim mindset or getting caught up in the destructive nature of worry, gossip and perpetuating false narratives. It's especially critical for leaders today to remain awake and positive, and to avoid the constant undertow of critical voices, stress and negativity. As Brené Brown has pointed out from a Theodore Roosevelt speech, our critics in the cheap seats don't matter much. It's only those who are brave enough to enter the arena with us, who are truly worthy of our attention. In my work as the leader of a creative company, I encounter all kinds of people, including those who default to worst-case-scenario thinking - frozen inside their own minds, operating from a closed and defensive, second-guessing and complaining, fear-based mindset. Unfortunately, I’ve found many just can’t seem to help it. It’s as if they’re hardwired this way from birth. We all know people like this - those unable to visualize the upside or imagine positive outcomes. For a moment, consider Viktor Frankl and his experience in the death camps. Now, consider your own life and how you behave under stress and crisis. What mindset are you choosing to bring to your work, family and life? Consider Frankl’s theory that when life is grounded in meaning, life has more upside, more possibilities. And when we bring our best self into challenging situations - with an optimistic and positive mindset - the likelihood of achieving better outcomes actually increases. There are many impactful practices and resources available for mindset. For perspective, Man's Search for Meaning is a good place to start. In my journey, I've found choosing my mindset first thing in the morning to be transformational. My simple formula is this, which anyone can do I read and contemplate my own personal purpose, core values, life goals and intentions first thing when I wake up. Then, I meditate, exercise and read something enriching. I also keep a mini-journal reflecting on my state of being, celebrating gratitude and stating my No. 1 objective for the day, No. 1 challenge for the day and any other reflections and affirmations worth noting. A light, healthy breakfast completes the routine. A simple morning ritual provides a clear orientation - priming the mindset for whatever life may bring your way, each and every day. Forbes Agency Council is an invitation-only community for executives in successful public relations, media strategy, creative and advertising agencies. Do I qualify?
the power of mindset artinya